Monday 17 June 2013

Je Veux Ramadhan...

allsaintswritersblock.wordpress.com


Setahun telah pun berlalu dan tidak lama lagi tetamuku Ramadhan akan datang lagi. Terasa perasaan sayup dan mendalam bila ku pejamkan mata dan merasakan kehadirannya. Pada tahun lepas ketika bulan Ramadhan datang aku berada di dalam tahanan reman di hospital dan penjara. 

Ketika aku di hospital... aku mengalami banyak Deja Vu. Aku melihat peristiwa pada zaman Dewa Dewi. Aku melihat pakaian mereka... aku melihat wajah mereka dan kebolehan-kebolehan magis jiwa pada ketika itu. Dalam Deja Vu itu kerana kecewa aku hampir-hampir sahaja menelan keris kecil untuk mematikan sumpah namun dihalang oleh kekasihku dan mengatakan Tuhan tidak suka jika kita mahu mencederakan diri sendiri. Aku pasrah. 

Aku juga kerapkali didatangi mimpi-mimpi keadaan sewaktu perang dan aku sungguh ketakutan apabila melayari mimpi-mimpi ngeri itu. Ketika aku di hospital sepanjang waktu tangan aku digari. Lebih kurang tiga minggu. Dalam kesakitan luka pembedahan di kakiku... aku gagahkan juga melalui setiap detik yang ada dengan hati yang kuat dan doa yang tidak putus-putus. Aku didatangi ramai anggota polis dengan pelbagai jawatan yang tinggi untuk menyoalsiasat tentang kejadian. Dan aku terus sahaja menceritakan segala apa yang mereka mahu tahu. Ulang-ulang dan berkali-kali. Aku kuatkan hati kerana aku tahu suatu hari nanti aku akan keluar dari keadaan yang sungguh tidak selesa ini. 

Ada masa-masanya beberapa anggota polis perempuan datang dan membawa surat khabar terkini dan menunjukkan berita tentang kejadian padaku. Aku cuba mahu membaca namun apabila aku mula melihat Para Menteri mengulas tentang kejadian... aku... oopss... terus sahaja menyimpan surat khabar tersebut dan hanya mengambil keratan gambar wajah ibuku dan anak-anakku. Huh... sedihnya Allah sahaja yang tahu. Segala-galanya bagaikan mimpi yang berlaku dengan pantas sekali. Maha Suci Allah. Lukaku menyembuh dengan baik sekali dan ramai yang mengatakan aku bernasib baik dalam banyak hal. Miracle.


ephesians4-15.blogspot.com

Seminggu dalam tahanan reman untuk soal-siasat aku kemudiannya diserahkan kepada pihak Penjara Wanita Kajang untuk berada dalam jagaan dan kawalan mereka. Ketika itu aku masih di hospital. Gerun juga perasaan aku ketika itu ketika pegawai-pegawai wanita yang lengkap beruniform bewarna perang datang masuk melangkah ke dalam kamarku di hospital. Terasa aura malaikat maut. huhu. Aura penjara cukup kuat melingkari setiap pegawai tersebut dan dengan gugup aku lalui juga. Gari bertukar dari yang pendek kepada rantai panjang yang bergari. Bunyi gari bergesel dengan besi tepi katil kerapkali menjadi temanku ketika di hospital. Segala yang aku lalui dalam keadaan bergari. Tak mengapalah. Aku redha. 

Tapi yang sebenarnya pegawai-pegawai penjara tersebut sungguh baik sekali pada aku. Mereka mesra dan ramah. Tidak putus-putus mereka memberi kata-kata semangat pada aku. Aku dilayan dengan baik oleh mereka. Yang menjagaku ada seorang Puan yang Berpaku... dua orang Koperal dan dua orang Wardress setiapkali mereka tukar tugas. Dari masa ke masa mereka sering melaporkan keadaanku dengan menggunakan alat walkie talkie. Terlalu banyak yang aku pelajari dalam waktu yang singkat. Semua bagaikan proses pembelajaran bagiku dan ini semua diberi secara langsung. Aku bertanya pada diri... guru apakah yang mereka maksudkan jika aku boleh mendapat lebih dari itu.

Kamu mahu kisah lebih dari ini? Nantilah aku bercerita lagi. Aku mahu nyatakan sesuatu tentang doa. Ramadhan dah makin dekat. Aku harap kehadirannya dimanfaatkan sepenuhnya oleh kita dengan menginsafi segala kejahilan dan kesalahan kita. Aku ingin memohon maaf yang sangat-sangat jika aku benar ada melukakan hati sesiapa yang membaca blog aku. Aku... menjadi sungguh defensif untuk melindungi diriku sendiri dan juga demi mempertahankan apa yang aku percaya. Tidak lebih dan tidak kurang. 








* Je Veux Ramadhan - Zher Ver Ramadhan - Aku Mahu Ramadhan *


21 comments:

  1. https://www.youtube.com/watch?v=F9cohsos-CE

    https://www.youtube.com/watch?v=75Ksz_1-abM

    https://www.youtube.com/watch?v=A_Sp_qSG_zY
    baik-baik sayang ^_^.

    ReplyDelete
  2. when all of the human souls were gathered in region of all souls- before they are born- when Allah asked them "Am i not your Lord." and we replied "Of course you are, Ya Allah."

    They say saydina Ali r.a, because he has a very pure heart, and he can see through his heart what we cannot see through our eyes, - he can see through the eyes of his heart (basirah). Some people asked him one day "Ya Ali, about this verse, do you remember that day when Allah said to us in the region of the soul. He replied " Yes by Allah, i remember that day. And i remember who was standing on my right and who was standing on my left also."

    http://www.daruljailani.net/2012/05/21/fath-ar-rabbani-discourse-35/

    i just want to tell you something very important about this. If Allah loves you, do you know what He is going to do? He will open the doors of this life for you, and do you think He will say "Take whatever you want." No. Not that one. He Allah, will make this life seem too small so that you won't think of it at all.

    Arrival of the soul

    My child, what is called the ruh, the soul, is a ray of light that came from God. In the kingdom of the ruh, the souls exist as rays, as magnetic powers. Those rays were dispersed by God and scattered all over, filling all places in creation. They fell upon seven different places—upon earth, fire, water, air, and ether, and upon the light and the plenitude. Those rays, which were constantly in motion, became the countless lives of creation. What kind of life each ray became was determined by where it fell, which energy it fell upon. The rays that fell on the earth became earth lives, and those that fell on fire became fire lives. In the same way, water lives, air lives, and ether lives (lives of illusion) were created.

    In other discourses, Bawa spoke of how a person who fails to realize God is "reborn" with various animal qualities. After each "rebirth," one loses some of the potential for the highest level of realization, and becomes capable of only a lower level of realization.

    It is while you are living in this world, in this very birth, that you undergo all these rebirths - about 105 million rebirths. Every day, you are being reborn. Every new quality is indeed a rebirth . . .
    http://baharna.com/karma/sufibawa.htm

    ^_^.

    ReplyDelete
  3. di sini aku pun terluka

    http://suluk.wordpress.com/2010/06/26/pentingnya-shalat-dan-doa/

    pesan Bawa

    ANAK-ANAKKU, aku ingin menyampaikan pada kalian tentang maqam (tingkatan spiritual) dan ahwal (kedudukan)-ku. Aku datang ke dunia ini untuk melaksanakan doa, pemujaan dan meditasi dengan segala macam bentuknya, berbagai jenis zikir, tafakkur, shalat, salam dan shalawat. Aku sudah sangat tua, baik dalam pengalaman maupun dalam pemahaman. Usiaku sudah sangat, sangat tua.

    Dulu sekali, ketika jumlah masjid masih sedikit, untuk mencapai masjid kadang kita harus berjalan kaki sejauh sepuluh sampai lima belas mil, hingga tibanya waktu Isya’. Untuk shalat Jum’at berjamaah (ke masjid yang menyelenggarakan shalat Jum’at—penerj.), kita harus mulai berjalan segera setelah Isya’ pada malam sebelumnya. Aku biasa berjalan sepuluh atau lima belas mil melewati hutan, berjalan kaki sepanjang malam untuk sampai di masjid pada jam satu atau jam dua pagi, agar bisa shalat subuh di sana. Lalu aku akan menunggu sampai tiba waktu shalat jum’at, lalu tetap di sana untuk shalat ashar dan shalat maghrib, lalu kembali berjalan pulang melewati hutan. Aku shalat seperti ini tanpa pernah kehilangan satu pun waktu shalat, selama delapan puluh tahun.

    Maqam-ku ketika itu adalah maqam doa, dan semua perbuatanku tak ada satu pun yang tak diniatkan untuk Allah ta’ala. Setiap tindakanku adalah demi mencari Allah, dan keyakinanku tak ada lain selain hanya untuk menemui Allah. Tujuan hidupku hanyalah untuk bertemu Allah dan Rasul-Nya. Aku tak punya tujuan hidup yang lain. Niatku, tujuanku dan keyakinanku hanya itu saja, tak ada yang lain.

    Selama delapan puluh tahun aku ada dalam keyakinan yang seperti itu. Aku duduk dari satu waktu shalat ke waktu shalat yang berikutnya, berzikir dan berdoa. Setiap kali aku memuji-Nya, aku bersujud setelahnya. Setelah setiap seratus pujian kepada-Nya, aku ruku’ dan sujud. Aku lakukan semua ini dengan duduk diam tanpa bergeser sedikit pun. Mengucapkan doa-doa adalah maqam-ku ketika itu, dan apa yang aku peroleh dari hal ini, yang aku dapatkan dari semua pujian dan pengagungan terhadap-Nya, dari semua ke-ahsan-an itu, aku memperoleh banyak sekali karomah, kekuatan-kekuatan dari Allah. Aku juga memahami bahwa bangsa jin dan peri pun memiliki kekuatan-kekuatan ajaib semacam itu.

    Namun karena kekuatan-kekuatan itu pula, aku mendapatkan bangga diri dan kesombongan, ingin menunjukkan kemampuan-kemampuan itu. Pada akhirnya aku berkata, “Ya Allah, aku mencari Engkau, bukan semua ini.”

    Lalu aku mengucapkan doa ini, doa kepada Allah, “Ya Rahman, yang paling pengasih pada hamba-hamba-Nya, selamatkan aku dari keadaan ini. Bukan aku yang seharusnya memegang kendali atas ciptaan-Mu. Engkaulah Tuhanku, ya Rahman, lindungi aku. Aku tidak datang ke sini untuk memperoleh semua ini. Ya Rahman, Engkau Tuhanku, dan tak ada tuhan selain Engkau. Engkaulah yang harus memberi keputusan dan melaksanakan ketetapan-Mu. Aku tidak datang ke sini sebagai hakim. Hanya Engkau yang sepenuhnya memahami urusan-urusan-Mu, Engkaulah penguasa segala sesuatu dan Engkaulah yang memahami semua ini hingga yang sekecil-kecilnya. Ampunilah aku, kendalikan amarahku, ambillah kembali kemampuan-kemampuan yang Kau berikan padaku itu. Akhirilah semua keajaiban dan tipuan yang mungkin berasal dariku. Tuntunlah aku ke jalan yang lurus, ke kebenaran. Aku hanya menginginkan Engkau, hanya Engkau, bukan yang lain. Aku tidak menginginkan semua kekuatan ini, kesaktian-kesaktian ini. Ya Rahman, yang paling pengasih, aku menginginkan sifat-sifat-Mu, tindakan yang berasal dari-Mu, perilaku yang berasal dari-Mu. Aku tidak menginginkan sifat-sifat dunia dan kemampuan-kemampuan duniawi, aku tidak menginginkan semua ini, ya Rahman.”

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ia benar,.kadangkala ilmu dan karomah menjadi hijab dari melihat Allah dan semakin jauh kepadanya..sentiasalah berdoa..mendapat ilmu hikmah lagi mudah dikendalikan nya..

      Delete
  4. dan ku tancapkan duri tajam, dan kau pun menangis, menangis sedih
    http://suluk.wordpress.com/2006/06/08/mursyid-salik-dan-thariqah/

    mursyid, salik, thariqah

    Seorang Mursyid yang sejati, yang menerima perintah khusus dari Allah untuk menjadi guru bagi para pejalan sufi, bisa tampil dengan berbagai macam wajah. Ada kalanya ia tampak lembut dan sabar, begitu mudah dipahami. Ada kalanya pula ia tampil dengan galak dan keras, begitu membingungkan dan sulit dipahami.

    Seorang mursyid akan mendidik murid-muridnya untuk belajar mengendalikan seluruh bala tentara hawa nafsu dan syahwatnya, untuk mengenal segala macam aspek yang ada dalam diri masing-masing, dan untuk memunculkan potensi dirinya yang sesungguhnya. Potensi yang diletakkan Allah dalam qalb masing-masing manusia ketika ia dijadikan.

    Dalam tahap pembersihan diri ini, hampir semua murid biasanya meronta. Tentu saja, karena hawa nafsu dalam diri kita pasti meronta jika dipisahkan dari hal-hal yang disukainya. Tapi demi memunculkan diri muridnya yang asli, maka mau tak mau, Sang Mursyid harus melakukannya. Sang Mursyid harus memaksa murid-muridnya untuk belajar mengendalikan seluruh bala tentara hawa nafsu dan syahwat (Rumi menyebutnya sebagai ‘jiwa binatang’) dalam diri masing-masing.

    Apakah ini berarti bahwa seorang murid harus memposisikan dirinya di hadapan gurunya seperti mayat yang dibolak-balik oleh pemandinya?

    Nah, ini juga pemahaman yang perlu dikoreksi. Ada beberapa hal yang biasanya diajukan kepada para pejalan sufi yang ber-thariqat maupun yang memiliki mursyid, yang belakangan ini sering mengemuka. Berikut dua contoh representatif ketidaktepatan penilaian yang digeneralisir tersebut.

    Pertama, “Saya bukan pengikut tasawuf formal. Saya tidak pernah bersumpah setia di bawah telapak tangan seorang guru spiritual untuk hanya menaati dia seorang, karena saya tidak menyukainya. Saya pikir, tidak ada pemikiran dan kesadaran sehat yang bisa terbangun jika seseorang telah memutuskan untuk berhenti bertanya, dan bersikap kritis.” 2

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks for sharing the articles. Nice. =)

      Delete
  5. Mungkin apa yang aku lalui ini dinamakan Tarikat Ujian Bala? =p

    ReplyDelete
  6. Aku mahu bercerita tentang banyak perkara sebenarnya. Memang pada pandangan manusia lain aku seolah-olah ditimpa bala namun setiap yang aku lalui aku benar-benar merasakan rahmat dan pertolongan Allah malah semua ini menjadikan aku merasa dekat denganNya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dipertemukan dgn akak pon suatu rahmat jgk....hanya jauhari mengenal manikam....betul kan akak....

      ~Syazwanie~

      Delete
    2. Kalau dah jauhari mengenal manikam pastu buat ape syazwanie?..huhu..

      Delete
  7. Kejadian ini mengubat kesakitan jiwaku yang dulu. Malah aku diberi hati yang baru. Di penjara aku ditempatkan di Sick Bay. Dan bersendirian di dalam bilik tersebut namun aku dapat juga berkomunikasi dengan banduan-banduan dan tahanan yang lain dari jeriji besi dan memandang ke luar berhadapan dengan ruangan besar juga berjeriji. Waktu beribadat lebih santai ketika manusia berada di dalam penjara.

    Aku mendapat 'Perhatian Khas' mungkin kerana ada yang mengklasifikasikan kes aku sebagai High Profile Case kerana ia melibatkan JPM. Kelakar juga ya... semua pegawai yang berpangkat tinggi termasuk Pengarah Penjara dan Timbalannya semua mengenali aku dan menyapa aku. Jika baik budi bahasa kita baik jugalah balas budi bahasa mereka. Malah mereka semua beria-ia mahu mendengar 'live' kisah dariku. Hahaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku sebenarnya terlalu berdoa untuk dielakkan dari memasuki dan menjejakkan kaki ke penjara namun dengan Qada' dan Qadar Allah aku 'dipaksa' juga ke sana. Namun apa yang berlaku tidaklah seteruk imaginasi aku. Malah aku berdoa aga aku diasingkan dari yang lain dan ia juga dikabulkan Allah. Aku seolah-olah dibawa masuk ke situ untuk mempelajari hal-hal kemanusiaan dan juga warna-warni dunia. Aku dulu terlalu memandang rendah pada mereka yang berbuat dosa namun di situ aku belajar bahawa di saat manusia memandang mereka hina... aku melihat banduan-banduan di penjara lebih terpelihara dan ramai juga yang kuat beribadat. Sedangkan di luar penjara lebih mudah manusia terleka dengan dunia. Hairan aku dengan permainan Tuhan ini.

      Delete
    2. Pengalaman hebat tu masuk penjara..untung pulak dapat duk sorang2..huhu..lgpun bukan ada kata2, dunia ini adalah penjara bari mereka yg beriman..huhu.. =)

      Delete
  8. Semua yang aku lalui adalah rahmat bagiku. Biarpun terkadang sukar namun sentiasa akan datang pertolongan dari Allah. Aku bukan berasal dari keluarga yang kaya. Manalah mampu untuk aku mengupah peguam yang hebat. Namun... di hatiku cukuplah Allah bagiku. Dan dengan kuasa Allah aku dipertemukan dengan seorang yang berhati Ikhlas mahu membantuku tanpa bayaran yang membebankan dan presentation dia ketika membela aku di mahkamah. Pergh... Superb! Subhanallah Maha SUci Allah.

    ReplyDelete
  9. Salam kak, lama tak menyebok disini.. heeee..

    Cerita pasal puasa ni, teringat saya ketika berbual dgn beberapa rakan beragama hindu di tempat saya bekerja.. Mereka juga ada berpuasa sebelum menyambut perayaan Thaipusam.. tetapi cara mereka berpuasa hanya tidak makan daging.. selain dari itu boleh..kira vegetarian la neh.. tempoh masa paling kurang 21 hari.. tapi selalu mereka buat sebulan.. Kemudian bila tiba hari Perayaan Thaipusam, anggota badan mereka akan di cucuk2 dengan besi.. Ngeri je sambut raya gitu kan.. hahaha.. bila ditanya tak sakit ke, cucuk2 badan ni.. dia kate takde.. sebab cara mereka berpuasa tu telah jadikan kulit mereka jadi lembut dan mudah untuk di cucuk tanpa ada rasa kesakitan yang melampau.. Kata mereka lagi, mereka cuma rasa sakit apabila habis upacara itu.. itu pon cuma seketika sahaja.. hermmm..

    Haa.. pasni, klu tanak rasa sakit terkena benda tajam.. jgn makan daging.. makan sayur jek ek.. akekeke.. :p

    Seekz

    ReplyDelete
    Replies
    1. Scientifically mesti ada explanation untuk berpuasa makan daging dan juga kesannya terhadap badan. Sebenarnya pun kuantiti daging tak boleh diambil terlalu banyak oleh kita. Makan ikan lagi baik. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan pun baik juga. Kita sebenarnya adalah apa yang kita makan. Hahahahaha...

      Delete
    2. Sy makan ikan je....makanan berasaskan daging lama dah x mkn....kalau kwn2 tanya sy jwb je dh puas mkn...jawapan paling slmt...akak faham kan....

      ~Syazwanie~

      Delete